Selasa, 06 Oktober 2009

Andai kau tau

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang kau berikan kepada seorang anak kecil ketika kau menyuruh nya mengantarkan uang Rp. 20 000,- kepada tetanggamu karna kau pinjam kemarin? Rp 500,- atau Rp. 1000,- ?

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang kau berikan kepada anak tetanggamu, ketika kau minta tolong untuk mengantarkan uang Rp 1.000.000,- untuk saudaramu yang berada di lain desa disana. Rp. 1.000,- atau Rp. 2.000,-- atau Rp. 5.000,-

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang kau berikan untuk ongkos kirim uang Rp1.000.000,- kepada seseorang yang berada di lain kota atau lain pulau, melalui pos atau expedisi. Rp. 2.000, tau Rp. 5.000,-

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang kau berikan untuk ongkos kirim paket (barang) dagangan senilai Rp Rp.50.000.000,- kepada seseorang yang berada di lain kota atau lain pulau, melalui pos atau expedisi. Rp 20.000, atau Rp 50.000,-

Aku beri tau….

Ternyata ongkos kirim yang biasa hanya berkisar 3% dari nilai barang yang di kirimkannya. Bahkan kalau melalui expedisi tidak dilihat dari harga barang, tetapi dari besar kecilnya bungkusan.

? Andai Kau Tau…..

Apa yang kau rasakan? Ketika kau mengetahui anak yang kau suruh tadi telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan senang hati, dengan tulus, bahkan ketulusannya terlihat ketika kau belum memberikan upahnya. Dengan jujur tanpa ada yang kurang atau hilang?

Sebagai manusia yang baik, pastilah kau senang, puas, bahkan akan berpikir suatu saat akan kau suruh lagi, karena dapat dipercaya.

? Andai Kau Tau…..

Mana yang kau pilih ketika ada seseorang memberikan uang kepadamu dua bungkus. Yang satu berisi Rp 100.000,-

Dan yang satu lagi berisi Rp. 3.900.000,-?

Sebagai manusia normal pastilah memilih yang berisi Rp 3.900.000,-

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang Allah SWT. Berikan kepadamu ketika kau mengantarkan uang sebesar Rp.100.000,- (jatah) tetanggamu yang (orang) miskin?

Aku beri tau….

Tuhanku Allah SWT. Memberikan kepadamu uang sebesar 3.900.000,- untuk ongkos kirim uang Rp. 100.000,- yang kau antar kepada tetanggamu yang orang miskin.

? Andai Kau Tau…..

Berapa upah yang Allah SWT. Berikan kepadamu ketika kau mengantarkan uang sebesar Rp.1.000.000,- (yang nota bene adalah jatah) tetanggamu yang (orang) miskin?

Aku beri tau….

Tuhanku Allah SWT. Memberikan upah kepadamu sebesar 39.000.000,- untuk uang yang kau kirim kepada tetanggamu yang orang miskin sebesar Rp. 1.000.000,-

? Andai Kau Tau…..

Kapan Allah SWT memberikan upah kepadamu?

Aku beri tau…..

Subhanallah….. Allah memberikan upah kepadamu sebelum kau melaksanakan tugasmu.

? Andai Kau Tau…..

Bagaimana aku bisa mengatakan hal seperti itu?

Aku beri tau….

Didalam al quran banyak ayat yang menjelaskan bahwa jatah orang miskin dari hartamu adalah 2,5%

Yang dengan redaksi matematika bisa ditulis bahwa jatah orang miskin dari hartamu adalah seper 40

Hitunglah hartamu. Atur jadikan 40 tumpuk atau 40 kumpul. Ambil yang satu kumpul dan bungkus. Kemudian ambil yang 39 kumpul dan bungkus jadi satu.

Mana yang kau pilih? Apakah bungkusan yang kecil atau bungkusan yang besar yang berisi 39 kumpul?

Sebagai manusia pasti kau pilih yang bungkusan besar. Subhanallah….. Tuhanku Allah SWT. Mempersilahkan kau mengambil yang bungkusan besar yang berisi 39 kumpul, silahkan ambil untuk kamu dengan catatan ambil juga bungkusan yang kecil dan antarkan kepada tetanggamu yang nota bene orang miskin. Jangan ambil semua untuk diri sendiri….. a’u dhubillahi min dhalik.

? Andai Kau Tau…..

Apa arti A’u dhubillahi min dhalik?

Aku beri tau….

A’u dhubillahi min dhalik Artinya adalah “aku berlindung kepada Allah dari hal-hal (yang buruk) seperti ini”

? Andai Kau Tau…..

Apa yang Tuhanku rasakan? Ketika mengetahui kau yang telah melaksanakan tugasnya mengantarkan jatah orang miskin dengan baik dengan senang hati, dengan tulus, dengan suka cita, tanpa ada yang hilang, tanpa ada yang di korup, (bisa dipercaya).

Tuhanku Allah SWT. Senang, puas, dan pastilah kau akan disuruh lagi, disuruh lagi, dan disuruh lagi.

? Andai Kau Tau…..

Apa artinya disuruh lagi, disuruh lagi, disuruh lagi,dan disuruh lagi?

Aku beri tau…….

Artinya kau akan diberi upah lagi, diberi upah lagi, diberi upah lagi, diberi upah lagi…… sampai banyak sekali upah yang melimpah menjadi hakkamu ………

Al Quran :

Fathir 1-5.

1. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah Maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

3. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain Dia; Maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?

4. Dan jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan) Maka sungguh Telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu. dan Hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.

5. Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

Foto foto bangunan tahan gempa


Foto sambungan sudut/illustrasi dimensi dibandingkan dengan besarnya jari kita


foto sambungan lurus



sambungan sudut


sambungan lurus, ini bukan retak tapi memang dua dinding yang di satukan.



gambar 4. sambungan yang benar dalam membuat kuda-kuda, sesuat dengan arah gaya yang bekerja


illustrasi 3 dimensi







gambar gambar rencana secara utuh

dimensi minimal pondasi



gambar 17. hubungan kolom dan sloof


gambar 13. hubungan dinding dengan kusen dan kolom


gambar 12. hubungan kolom balok ring dengan dinding cetak tidak langsung


gambar 11. bentuk cetakan cara cetak tidak langsung (di tempat terlindung)


hasil dinding yang telah dicetak dan mengering siap di pasang.


Gambar 10. cara memplester pada dinding cetak langsung


gambar 9. papan cetakan langsung.



gambar 8. hubungan kolom dengan kawat kasa pada sistim cetak langsung.



gambar 7. cetakan kolom.




gambar 6. hubungan kolom dengan ring balok.



gambar 5. perletakan kuda-kuda di atas ring balok dan skur diantara kuda-kuda



gambar 3. perletakan seng di atas gording



Gambar 2. sambungan elastis

Sabtu, 03 Oktober 2009

Rumah murah permanen tahan gempa

KATA PENGANTAR

Gempa bumi tektonik maupun volkanik merupakan fenomena alam yang selalu akan terjadi kapan dan dimanapun di muka bumi ini terutama didaerah yang terletak pada jalur gempa.

Penulisan buku ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar dalam membangun rumah mau mengikuti cara-cara yang aman terhadap bahaya gempa bumi dan memberikan pengertian bahwa membangun rumah permanent yang tahan terhadap gempa tidak selamanya harus memakan biaya yang mahal, tetapi ada juga yang murah.

Disini akan diuraikan tentang bagaimana cara membuat rumah permanen yang tahan terhadap getaran gempa bumi, tetapi yang tidak terlalu mahal, sehingga dapat dibuat oleh masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah. Sedangkan untuk kelas ekonomi menengah keatas tidak dibahas disini karena biasanya perencanaannya diserahkan kepada biro jasa konsultan perencana yang berpengalaman.

Sebenarnya ada cara untuk membuat suatu bangunan agar tahan terhadap getaran gempa. Buku- buku yang membahas tentang bangunan tahan gempa juga sudah ada, namun penjabaran untuk dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya agar dapat segera dilaksanakan masih sangat kurang.

Sebagai seorang yang mempunyai disiplin ilmu bangunan tentu saja harus ikut memikirkannya. Masyarakat yang berkecimpung dibidang ilmu bangunan, baik sebagai ahli konstruksi maupun sebagai pelaksana diharapkan agar mengoreksi demi kesempurnaan uraian di dalam buku ini berupa karya tulis maupun lokakarya, penataran-penataran sehingga masyarakat akan lebih memahami dan mampu melaksanakannya untuk kepentingan masyarakat sendiri.

Selamat mencoba semoga bermanfaat.

Kupang, 09-09-2009

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berawal dari kejadian Gempa yang melanda pulau flores tanggal 12 Desember 1992 yang memporak porandakan hampir semua bangunan yang ada baik rumah penduduk maupun kantor-kantor, membuat penulis berpikir kembali tentang bagaimana seharusnya kita membangun rumah yang tahan terhadap goncangan gempa, sementara masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa tersebut sudah merasa takut atau khawatir akan adanya kerusakan lagi apabila membuat rumah tembok dengan bahan bangunan yang sama dan model yang sama dengan sebelumnya.

Meski buku-buku yang membahas tentang bangunan tahan gempa sudah ada, tetapi bagi masyarakat awan belum mampu mengikutinya karena keterbatasan pengetahuan untuk mencerna ilmu-ilmu yang terkandung dalam buku-buku tersebut.

Dan lebih dari itu, masyarakat masih menganggap bahwa membangun rumah yang tahan terhadap gempa memerluka bahan yang mahal dan memerlukan ketelitian yang sangat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh para ahli sehingga memerluka biaya tambahan untuk membayar tenaga ahli sebagai pelaksana maupun pengawas.

Buku ini disusun berdasarkan ilmu konstruksi dan dilengkapi dengan hasil pengamatan dilapangan yaitu dilokasi perumnas di kota Maumere Ibukota Kabupaten Sikka yang terkena gempa flores paling parah.

B. TUJUAN.

Penulisan buku ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar dalam membangun rumah mengikuti cara-cara yang aman terhadap bahaya gempa bumi dan memberikan pengertian bahwa pembuatan rumah permanen yang tahan terhadap goncangan gempa tidak selamanya memakan biaya yang sangat mahal, tetapi ada juga yang murah.

C. BATASAN

Didalam buku ini diuraikan tentang bagaimana cara membuat rumah tinggal permanen yang tahan terhadap getaran gempa, tetapi dengan bahan yang tidak terlalu mahal dan bisa dibuat oleh masyarakat dengan bekal ilmu yang sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya untuk honor tenaga ahli konstruksi.

Tidak dibuatkan perhitungan perbandingan harga karena pada karya ilmiah terdahulu yang berjudul “rumah murah dengan pendinginan pasif” telah dibuktikan lebih murah.

Demikian juga untuk pembuatan rumah darurat atau yang dari bahan kayu tidak diuraikan disini.

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

Bangunan permanent tahan gempa tidak harus menghabiskan bahan dan ongkos pengawasan yang mahal, namun yang terpenting adalah mematuhi prinsip kekokohan dan atau prinsip elastisitas

A. PRINSIP KEKOKOHAN

Prinsip kekokohan (kokoh/kuat) memiliki arti bahwa bangunan itu secara keseluruhan harus kokoh atau kuat yaitu tidak mudah berubah bentuk apabila terjadi benturan atau desakan dari luar. Rumah seharusnya diumpamakan sebagai sebuah kubus besar dengan rusuk-rusuk atau bingkai yang kuat misalnya terbuat dari beton bertulang, masing-masing sambungan sudut diusahakan kaku dan dapat mempertahankan bentuk (sudut tidak berubah) ketika menerima beban atau desakan dari luar. Bingkai tersebut tidak hanya yang di samping kiri kanan tetapi juga yang dibawah (sloof) dan yang diatas (ring balok).

Bangunan dengan prinsip kekokohan biasanya menggunakan bahan beton bertulang atau baja profil sebagai bingkainya, sedangkan dindingnya dari bahan batu bata atau batako, hubungan antara bingkai dan dindingnya bersifat kaku dan permanent.

Gambar 1. hubungan kolom dengan dinding, hubungan kolom dengan sloof dan ring balok



B. PRINSIP ELASTISITAS

Prinsip elastisitas mempunyai arti bahwa hubungan masing-masing komponen bangunan bersifat elastis yaitu jika terjadi perubahan bentuk akan segera kembali ke bentuk semula tanpa mengalami kerusakan.

Hal ini bukan berarti semua komponen bersifat elastis, tetapi yang dimaksud disini hanyalah pada masing-masing sambungannya, sedangkan tiang/kolom dan baloknya semua bersifat kaku. Bangunan dengan prinsip elastis biasanga dengan bahan kayu. Tetapi banyak juga kita jumpai bangunan dari bahan kayu yang menggunakan prinsip kekokohan, yaitu apabila semua sambungannya dibuat kaku.

C. STRUKTUR

1. Pondasi

Pondasi berfungsi untuk menahan beban konstruksi diatasnya dan menyalurkannya ke tanah dibawahnya secara merata (bersama-sama).

Pondasi harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban diatasnya dan harus mampu menyalurkannya dengan baik agar tidak terjadi penurunan. Karena tanah yang dibawahnya tidak sekuat bahan pondasi maka permukaan pondasi bagian bawah harus diperlebar agar bidang kontak antara muka tanah dengan pondasi bagian bawah bertambah luas sehingga kekuatan tanah bisa mengimbangi beban dari atas.

2. Sloof.

Sloof berfungsi meratakan beban–beban kolom dan dinding ke pondasi. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar menjadi satu kesatuan, sehingga bila terjadi pergerakan tanah dibawahnya, kolom-kolomnya tidak meregang antara satu dengan yang lainnya tetap pada jarak dan posisi yang sama.

Sloof dapat dibuat dengan bahan beton bertulang maupun baja yang sama dengan bahan kolomnya, sehingga hubungan sloof dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk maupun sudutnya.

3. Kolom.

Kolom berfungsi untuk menahan beban dari ring balok dengan beban-bebannya yaitu beban atap yang telah disalurkan ke ring balok. Beban tersebut disalurkan ke kolom kemudian ke sloof sehingga tidak membebani dinding.

Kolom juga berfungsi sebagai bingkai atau tempat berpegangan dinding agar tidak mudah roboh baik oleh tekanan angin maupun getaran dari gempa.

Hubungan antar kolom dengan dinding harus erat, biasanya dibuatkan kait/angkur dari besi beton. Agar terjadi ikatan yang kuat dinding dipasang dahulu baru kemudian kolomnya di cor sehingga celah-celah dinding yang kasar dapat terisi campuran bahan beton kolomnya. Jika kolomnya yang dicor dahulu, maka permukaan kolom yang akan disambung dengan dinding harus dibuat kasar.

4. Ring balok.

Ring balok berfungsi menerima beban dari atap dan kemudian menyalurkannya ke kolom. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.

Struktur bangunan dari bahan beton bertulang harus benar-benar kaku seperti yang telah diuraikan diatas, antara pondsi, sloof, kolom dan ring balok harus benar-benar menyatu, apabila terjadi pergerakan harus bisa bergerak bersama-sama, kekanan bersama, kekiri bersama tidak boleh saling lepas, hal ini dapat diusahakan dengan dimensi masing-masing yang memadai. Ukuran atau dimensi yang dimaksud akan diuraikan pada bab berikutnya yaitu sub judul penerapan.

D. DINDING.

1. Umum.

Dinding pada umunya dibuat dari bahan batu-bata atau batako dengan perekat spesi dari campuran semen pasir atau dengan kapur, dinding yang demikian disebut dinding permanent karena tidak dapat dirubah bentuk maupun posisinya kecuali dengan merusaknya.

Ada juga masyarakat yang membuat dinding dengan bahan batu kali dari bawah sampai keatas, dinding sangat tebal dan kuat tetapi jadi mahal dan tidak sesuai dengan fungsinya yang hanya sebagai pembatas antar ruangan saja.

Ada lagi yang membuat dinding dari bahan kayu, papan atau dari bambu atau bebak, ini sangat bagus untuk daerah yang berada pada jalur gempa, tetapi karena sifatnya yang tidak permanent, maka masyarakat yang merasa mampu lebih suka memilih membuat dinding yang permanent karena biasanya lebih gampang dibersihkan, awet dan lebih indah atau bagus. Padahal tidaklah demikian, meskipun bahan dari kayu atau bambu tetapi kebersihan dan keindahannya bisa diusahakan bahkan bisa lebih bersih dan indah tergantung siapa yang menempatinya.

2. Dinding khusus tahan gempa.

Dinding khusus tahan gempa sebenarnya sudah dibuat di kota maumere, kupang dan kota kota lain di wilayat Nusa Tenggara Timur yaitu dinding ferro semen. Dinding ini dibuat oleh perusahaan PT. Pembangunan Perumahan Nasional (PT. PERUMNAS) untuk membangun perumahan biasa disebut perumnas di kota maumere dan kupang sekitar tahun 1975.

Dinding fero semen dibuat dari bahan campuran semen dan pasir dengan tulangan kawat kasa. Kawat kasa berfungsi sebagai pengikat campuran supaya tidak jatuh atau runtuh. Kawat tersebut diikatkan pada kolom sebagai bingkai dengan paku-paku yang kuat yang disiapkan sebelum kolom dicor. Sedangkan campuran berfungsi sebagai pengisi agar tidak tembus pandang. Paduan kedua bahan ini menjadi satu kesatuan berupa dinding yang berfunsi sebagai pembatas antara ruangan satu dengan ruang lainnya.

Pada dasarnya dinding ferro semen bersifat kaku dan permanent, tetapi karena ringannya maka menjadi tahan terhadap gempa, sebab pada waktu terjadi goyangan, dinding ini ikut bergoyang bersama-sama dengan bingkainya yang berupa kolom-kolom kokoh.


E. DATA LAPANGAN.

Dari hasil pengamatan dilapangan pada bulan januari 1993 atau satu bulan setelah terjadinya gempa, dengan mengambil lokasi di perumahan (perumnas Maumere) saat itu baru satu lokasi perumahan di kota maumere, penulis mendapat gambaran yang sangat jelas bahwa rumah permanent yang menggunakan dinding ferro semen ternyata sangat tahan terhadap bahaya gempa. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi jumlah prosentase rumah dinding ferro semen yang ada dan yang rusak akibat gempa tersebut dibandingkan dengan jumlah rumah dinding batako yang ada dan yang rusak akibat gempa tersebut.

Perbedaan prosentase sangat mencolok yaitu

Jumlah rumah dinding ferro semen yang ada : 444 Unit

Jumlah yang rusak akibat gempa : 15 Unit

Prosentase kerusakan : 3,4 %

Jumlah rumah dinding batako yang ada : 76 Unit

Jumlah yang rusak akibat gempa : 42 Unit

Prosentase kerusakan : 55,3 %

Dari keterangan pihak pengelola Perum Perumnas Maumere bahwa kerusakan 3,4 % tersebut juga akibat dari tertimpa bangunan tambahan yang berbahan batako. Karena bangunan yang belum dikembangkan ternyata masih utuh.

Data yang disajikan diatas diperoleh dari instansi terkait yaitu hasil wawancara penulis dengan pihak pengelola perum perumnas di Maumere yang ternyata sudah mempunyai data lengkap kerusakan bangunan tersebut. Ditambah dengan pengamatan langsung dilokasi yaitu di perumnas ditambah penhgamatan di lokasi sekitarnya.

BAB III

PENERAPAN

A. ATAP

Masyarakat diwilayah Nusa Tenggara Timur pada umumnya membuat rumah menggunakan seng sebagai penutup atap, meski sebenarnya ini tidak cocok dengan keadaan alamnya yang panas, namun masyarakat di daerah ini belum banyak yang membuat genteng. Oleh karena itu maka rumah contoh yang dibahas disini menggunakan seng sebagai bahan penutup atapnya. Seng sangat ringan dibandingkan dengan genteng, dengan demikian kebutuhan kayu sebagai bahan rangka atap juga relative berkurang, juga berarti beban atap juga semakin berkurang.

1. Penutup atap.

Penutup atap dipasang pada gording-gording yang diletakkan pada kaki kuda-kuda dengan ikatan elastis (tidak kaku/ dipaku begitu saja).

Gambar 3. Perletakan seng di atas gording


1. Rangka atap

Yang penting disini adalah pembuatan kuda-kuda atau kerangka atap. Semua sambungan dari masing-masing batang harus disesuaikan dengan fungsinya. Misalnya batang yang menerima beban tarik harus dibuat sambungan yang dapat menahan gaya tarik, demikian juga yang menerima beban tekan harus disambung dengan cara sambungan yang dapat menerima beban tekan atau desak. Selain itu juga harus diberi pengaman besi plat begel dengan tujuan agar dapat menahan/melawan gaya yang timbul berlawanan arah akibat goyangan gempa. Dengan demikian konstruksi rangka atap ini siap menerima beban yang arahnya sesuai rencana maupun yang berlawanan arah.

Gambar 4. Bentuk sambungan tarik dan tekan


1. Perletakan kuda-kuda.

Kuda-kuda atau rangka atap diletakkan pada ring balok dan harus diikat dengan baut yang sudah disiapkan pada ring balok bagian atas. Atau seperti yang sering kita jumpai berupa sisa besi tulangan dijulurkan ke atas yang nantinya untuk mengikat balok tarik kuda-kuda. Antara kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda yang lain harus dipasang skur agar tidak roboh dan menjadi satu kesatuan, jika kuda-kudanya banyak bisa dibuat berpasang pasangan, kalo kuda-kuda cuma satu harus di pasang skur ke ring balok.

Gambar 5. Perletakan kuda-kuda di atas ring balok, dan sekur antara kuda-kuda


B. RING BALOK.

Karena ring balok berfungsi untuk meratakan beban yang datang dari kuda-kuda disalurkan ke kolom agar tidak membebani dinding, maka ring balok harus kuat dan kaku.

Bahan untuk ring balok dibuat dari beton bertulang, dengan dimensi minimal 15 x 15 cm. penulangan harus baik minimal empat batang dengan besi bediameter masing-masing 10 mm atau lebih. Pertemuan antara tulangan ring balok dengan tulangan kolom harus terkait, (ini yang biasanya diabaikan oleh masyarakat) demikian juga waktu pengecoran pada pertemuan tersebut harus sempurna tidak boleh ada rongga-rongga, dengan demikian maka sudut antara ring balok dengan kolom benar-benar kaku. Apabila terpaksa harus berhenti mengecor sebelum semua pekerjaan selesai, maka tempat pemberhentian bukan di sudut tetapi pada jarak seperlima dari bentang yang bersangkutan diukur dari as kolom.

Gambar 6. Ring balok dan tempat pemberhentian pengecoran


C. KOLOM.

Kolom berfungsi sebagai penyangga beban dari atap yang telah disalurkan ke ring balok maka kolom harus kuat dan kaku. Sama halnya dengan ring balok, bahan untuk kolom juga dari beton bertulang dengan dimensi minimal 15 x 15 cm. penulangan harus baik minimal empat batang dengan besi diameter minimal 12 mm. Tulangan kolom dibuat sampai masuk 20 cm kedalam pondasi dibawah tulangan sloof, agar tidak mudah bergeser dan mempunyai ikatan dengan pondasinya. Pada waktu pengecoran cetakan harus disetel vertikal dan diberi skur kuat agar tidak mengalami perubahan bentuk sebelum kolom mongering. Pengecoran dimulai dari rongga pondasi yang telah disiapkan sampai ujung atas kolom langsung selesai, tanpa istirahat, kalau kolom lebih tinggi dari 2 meter maka pada ketinggian 2 m dibuatkan lubang untuk menuangkan bahan campuran beton, hal ini dimaksudkan agar batu kerikil dalam campuran beton tidak mengumpul di bagian bawah saja tetapi bisa merata disemua bagian. Setelah mencapai 2m lubang ditutup kemudian dilanjutkan pengecoran dari lubang atas. Apabila terpaksa harus dihentikan sampai hari berikutnya maka tempat berhentinya harus dibuat kasar. Pada waktu pengecoran lanjutan, tempat penyambungan harus dibersihkan dulu dari segala jenis kotoran dan disiram air agar basah kemudian dilanjutkan pengecoran.

Gambar 7. Cetakan kolom


D. DINDING

Pada penulisan ini yang menjadi focus adalah cara pembuatan dindingnya kerana masih sangat minim informasi tentang hal ini.

Dinding dibuat dari bahan ferro semen dengan cara pembuatan sebagai berikut:

1. Bahan.

Terlebih dahulu disiapkan bahan-bahannya antara lain :

- Kawat kasa dimeter lubang 2cm atau 4 cm.

- Paku 5 cm

- Pasir kasar

- Semen Portland (PC)

- Triplek untuk cetakan dinding beserta usuk dari kayu

2. Cara pembuatan.

Ada dua cara pembuatan dinding fero semen antara lain :

a. Cetak langsung.

Cetak langsung artinya kita membuat dinding tersebut langsung di tempat dinding yang diinginkan tidak dipindah lagi.

Apabila menghendaki dinding ferro semen cetak langsung maka kita harus menyiapkan paku-paku pada sisi kolom, ring balok dan sloofnya terlebih dahulu. Paku-paku disiapkan sebelum pengecoran, yaitu pada saat menyetel cetakannya, kita atur paku-paku pada jarak tertentu misalnya setiap jarak 10 cm. atau 15 cm. kita pakukan pada papan cetakan dengan posisi terbalik (kepala paku diletakkan dibagian dalam kurang lebih 2,5 cm) ditepi kolom sloof dan ring baloknya pada tempat-tempat dinding yang dikehendaki seperti pada gambar. Paku-paku tersebut akan berfungsi sebagai pengait kawat kasa sehingga tidak mudah jatuh.

Setelah sloof, kolom dan ring balok dicor masih harus menunggu tiga minggu baru boleh dibuka cetakannya, setelah beton telah mengering dan kuat. Pada waktu pembongkaran bekisting kita harus extra hati hati, tidak boleh merusak paku-paku yang tertanam dalam beton tersebut, pakunya menghadap keluar sehingga sangat berbahaya bagi kita yang mengerjakan maupun terhadap anak-anak yang bermain didekatnya atau orang lain. Sebaiknya kita segera memasang kawat kasanya agar ancaman bahaya dari paku-paku tidak berlarut-larut.

Kawat kasa yang kita gunakan sebaiknya yang berukuran lubang 4 cm karena lebih kuat. Luas dinding ferro semen cetak langsung ini dapat dibuat 3 x 3 m, tetapi karena kemungkinan akan mudah terjadi lentur maka sebaiknya setiap jarak 1,5 m dibuatkan semacam kolom praktis sekedar untuk memberi kekakuan.

Pemasangan kawat kasa dilakukan dengan cara lubang-lubang pada kawat kasa dikaitkan pada paku-paku yang telah ditanam pada kolom maupun baloknya kemudian paku-paku tersebut di bengkokkan, pekerjaan dapat di mulai dari satu sisi kelain sisi, sebaiknya dari bawah atau sloof kemudian ke sisi lainnya dikerjakan dengan ditegangkan sedikit sehingga tidak terjadi lentur.

Pada tempat-tempat lubang pintu dan jendela, dibuatkan kolom praktis keliling yang dipasang paku-paku pengait sehingga dapat dipasang kawat kasa.

Setelah kawat kasa terpasang, kita dapat mulai membuat cetakan dindingnya yaitu berupa papan triplek yang diberi penguat kayu usuk dipasang di satu sisi, boleh disisi luar ataupun sisi dalam, sesuai selera, sisi bagian lainnya untuk bekerja dengan cara memplester kawat kasa seperti halnya meplester dinding batako sedikit demi sedikit, selama proses pengeringan tidak boleh digoyang. Setelah mengering akan menjadi beton tipis yang bertulang kawat kasa yang selanjutnya disebut Dinding Ferro Semen. Dinding seperti ini tidak dapat dibongkar pasang karena bingkainya langsung kolom dan sloof, tetapi sangat ringan sehingga kalau terjadi gempa dinding ini ikut saja kemana arah kolom bergoyang tanpa memberi reaksi apa-apa.

Gambar 8. hubungan kolom dengan kawat kasa

a. Cetak tidak langsung.

Cetak tidak langsung artinya dinding ini dicetak ditempat lain kemudian setelah mengering baru di angkat dipasang ditempat yang direncanakan.

Cara pembuatannya sedikit berbeda dengan yang diuraikan diatas. Jenis ini dibuat /dicetak terlentang bukan vertical seperti yang diatas.

Bingkai seperti ini berupa kolom kecil berukuran kurang lebih 5cm x 7 cm langsung dibuat bersama sama ditempat pengecoran dan nantinya menyatu dengan dindingnya bersama-sama dapat diangkat untuk dipasang ditempat lain yang direncanakan. Agar mudah diangkat maka dibuat dengan luasan yang tidak terlalu besar kira kira 1m x 2,5 m. Pada bingkai diisikan besi beton sebagai tulangannya masing masing satu atau dua batang berdiameter 6mm, disisakan keatas dan kebawah agar dapat untuk mengikatkan satu sama lainnya pada waktu pemasangan dindingnya nantinya.

Cetakan yang dibutuhkan disini bisa berupa lantai kerja yang diplester kemudian diberi alas plastic agar setelah dinding mongering terpisah dari cetakannya. Luasannya dibatasi dengan papan seperti layaknya membuat cetakan beton. Pembuatan cetakan disesuaikan dengan bentuk yang akan ditempati, misalnya jarak kolom yang 3 m kita bagi menjadi 3 bagian maka ukuranya harus direncanakan satu meter satu meter dan dikurangi lebar bingkainya begitu juga tingginya disesuaikan dengan kebutuhan yang direncanakan. Dinding yang berukuran kecil dibawah jendela atau diatasnya harus diketahui dahulu bentuk dan ukurannya dan setelah decetak selesai pemasangan tidak boleh tertukar.

Pemasangan kawat kasanya sangat mudah yaitu dengan membentangkannya diatas cetakan sampai seluas mencapai bingkainya, dikaitkan ketulangan dan ditegangkan sedikit, diberi ganjal agar tidak menyentuh dasar cetakan, kawat kasa yang dipakai yang berdiameter 2cm.

Cara pengecorannya dituangkan sedikit demi sedikit, diratakan seperti halnya membuat lantai dengan ketebalan yang direncanakan, bagian bingkai dicor langsung bersama-sama agar menyatu. Setelah pengecoran didiamkan kurang lebih dua minggu tidak boleh terkena sinar matahari langsung secara terus menerus, harus dibasahi secara periodic agar tidak terjadi retak-retak. Setelah berumur lebih dari dua minggu maka kita dapat mengangkat hasilnya dipindahkan ketempat lain menunggu waktu pemasangannya, sambil menunggu kita buat/cetak lagi yang lain sampai jumlahnya mencukupi sesuai yang dibutuhkan.

Apabila jumlahnya sudah mencukupi maka kita segera memasangnya dengan cara diangkat dipasang ditempat yang direncanakan. Dinding ini tidak memerlukan kolom dan balok karena bingkainya akan berfungsi sebagai kolom dan balok baik sloof maupun ring. Namun bisa juga dibuat kolom seperti biasanya seperti dalam dalam gambar contoh dibawah ini.

Gambar 11. Bentuk cetakan cara cetak tidak langsung

E. SLOOF.

Sloof berfunggsi untuk meratakan beban yang disalurkan kepada pondasi agar beban pondasi dibawah kolom dan yang jauh dari kolom sama beratnya maka sloof harus kaku tidak mudah lentur ataupun patah, demikian juga dalam kaitannya sebagai pengikat kolom-kolom agar tidak bercerai-berai maka sloof harus mempunyai tulangan yang ujungnya dikaitkan dengan tulangan kolomnya dengan demikian jika ada gerakan yang berdeda arah kolom tetap menyatu dengan sloofnya. Banyak kita jumpai ditempat bencana bahwa sloof-sloof tidak cukup kuat untuk mengikat kolom sehingga pada pertemuan antara kolom dengan sloof terjadi retak-retak bahkan pecah dan terpisah, hal ini tidak boleh terjadi. Untuk itu sloof harus dihitung beban-beban yang akan diterima. Jika tidak dihitung, maka dapat dipakai ukuran-ukuran 15 x 20 cm dengan posisi seperti dibawah ini.


F. PONDASI.

Agar pondasi dapat menahan beban dengan baik maka seharusnya beban yang akan diterima pondasi dihitung dahulu, namun jika tidak dihitung secara teknis, sebagai pendekatan dapat dipakai ukuran dibawah ini:


Bahan yang dipakai dari pasangan batu kali atau batu karang dengan campuran spesi 1 Pc (semen) : 3 Pasir. Proses pemasangan batu kali tidak boleh asal-asalan, harus teliti, batu kali yang akan dipasang harus bersih dari kotoran tanah atau d agar spesinya dapat melekat dengan baik pada masing-masing permukaan batu kali tersebut, semua celah antara batu dengan batu harus terisi spesi, tidak boleh banyak rongga karena dengan adanya rongga berarti ada tempat-tempat perlemahan.

BAB IV.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membahas teori dan penerapan tentang rumah permanen sederhana yang tahan terhadap gempa,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dilihat dari kenyataan prosentase kerusakan rumah dinding ferro semen yang hanya 3,4 % maka berarti rumah jenis ini sangat tahan terhadap bahaya gempa.

2. Dilihat dari konstruksinya rumah perumnas yang telah dibangun tersebut mengikuti prinsip elastisitas yaitu pertemuan sudut-sudutnya dibuat tidak kaku, yaitu hanya diikatkan oleh sisa tulangan yang sengaja dijulurkan di masing-masing ujung bingkai keatas dan ke bawah. sedangkan rumah contoh yang dibahas disini menggunakan prinsip kekokohan yaitu setiap pertemuan kolom dengan baloknya dibuat kaku, serta dibuat dengan dimensi (ukuran sloof, kolom, ring baloknya) lebih besar sedikit agar lebih kuat.

3. Dinding ferro semen sebenarnya tidak tahan terhadap lentur, tetapi karena sangat ringan, maka menjadi tidak mudah roboh jikaterjadi goyangan karena tidak melakukan perlawanan ketika dibawa gerak kesana kemari oleh bingkainya yang kokoh dan menyatu tersebut.

4. Dengan demikian rumah permanent dengan dinding ferro semen sangat cocok untuk dibuat di daerah yang rawan terhadap bahaya gempa. Dapat dibuat untuk rumah sederhana dan perlu dikembangkan untuk rumah kelas ekonomi menengah ke atas.

B. SARAN DAN HARAPAN

1. Kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa sebaiknya mulai memikirkan segi keamanan bangunan dan memasyarakatkan teori yang telah terbukti ini yaitu dengan menerapkan struktur seperti yang diuraikan diatas.

2. Kepada masyarakat yang berkecimpung di bidang ilmu bangunan baik sebagai ahli struktur maupun sebagai pelaksana diharapkan agar mengoreksi dan menyempurnakan uraian diatas berupa karya tulis maupun berupa penataran-penataran kepada mesyarakat sehingga masyarakat lebih menguasai dan mampu melaksanakan tanpa harus selalu berharap pada jasa pengawasan dari para ahli.